Home > Budaya

Sederet Mitos dan Takhayul Malam Jumat dalam Budaya Jawa: Di Batas Sakral dan Dunia Gaib

Malam Jumat Kliwon disebut waktunya makhluk halus keluar dari persembunyian dan berkeliaran di dunia manusia.
Ilustrasi wayang kulit. Dalam budaya Jawa, malam Jumat Kliwon menyimpan sejuta mitos dan makna.
Ilustrasi wayang kulit. Dalam budaya Jawa, malam Jumat Kliwon menyimpan sejuta mitos dan makna.

KURUSETRA.NET, Salam Sedulur... Setiap kali kalender Jawa menunjukkan malam Jumat Kliwon, masyarakat desa hingga kota kecil di Jawa kembali merasakan getaran kepercayaan kuno yang sudah diwariskan turun‑temurun. Menurut Primbon Jawa, “Dina Jumat Keliwon iku dina kang wingit lan mulya ” — Jumat Kliwon adalah malam keramat yang mengharuskan manusia hati‑hati dan menghindari perbuatan jahat. Kepercayaan ini bukan sekadar takhayul, melainkan bagian integral dari kearifan budaya Jawa yang menyatukan aspek spiritual, sosial, dan moral.

Dalam kitab Serat Centini karya Paku Buwana V, dijelaskan malam Jumat Kliwon adalah waktu ketika “lelembut lan makhluk alus padha medal saka panggonane” — makhluk halus keluar dari persembunyian dan berkeliaran di dunia manusia. Primbon mengajak umat agar tidak sembarangan keluar rumah malam itu, sebab risiko kecelakaan atau gangguan gaib semakin tinggi.

Secara struktur waktu Jawa, Jumat Kliwon terjadi saat hari Jumat bertepatan dengan pasaran Kliwon (kalender lima harian). Perpaduan dua siklus ini diyakini memunculkan energi khusus yang membuka “tirai” antara dunia nyata dan dunia mistis.

Mitos dan ritual mistis kerap dilakukan pada malam Jumat. Termasuk kepercayaan meningkatnya aktivitas gaib pada malam itu.

Masyarakat percaya arwah leluhur dan makhluk halus lebih aktif saat Jumat Kliwon, karena pori-pori alam semesta terbuka. Hal ini mengapa banyak orang tua melarang anak-anak keluar saat malam tersebut karena dikhawatirkan akan tersesat dan bertemu roh halus.

Selain itu, ada juga kepercayaan arwah leluhur kembali ke rumah pada malam Jumat. Kepercayaan “arwah kembali” membuat tradisi ziarah kubur menjadi lazim. Masyarakat melakukan slametan dan berdoa sebagai bentuk penghormatan, lalu berharap berkah dan keselamatan.

× Image